Flu Burung (H5N1)

Flu Burung - Alodokter


Flu burung adalah suatu jenis penyakit influenza yang ditularkan oleh burung kepada manusia. Dua jenis virus flu burung, yaitu H5N1 dan H7N9, sampai saat ini menyebabkan wabah di Asia, Afrika, Timur Tengah, dan beberapa bagian Eropa.

Gejala Flu Burung

Masa inkubasi virus dari masuk ke tubuh manusia sampai menimbulkan gejala adalah 3-5 hari. Seseorang yang terkena flu burung akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, pegal-pegal, pilek, batuk, dan sesak. Namun sebelum gejala tersebut muncul, ada juga penderita flu burung yang terlebih dahulu mengalami:
Pengobatan flu burung harus dilakukan secepat mungkin. Jika tidak, penyakit ini sangat berpotensi menimbulkan komplikasi yang dapat membahayakan nyawa penderitanya, seperti:

Penyebab Flu Burung

Virus flu burung merupakan virus influenza yang sebenarnya menyerang unggas, baik itu unggas liar maupun unggas peternakan (ayam, bebek, angsa, atau burung). Infeksi virus flu burung terhadap manusia pertama kali dilaporkan pada tahun 1997 dengan jenis virus H5N1. Jenis lain yang juga dapat menginfeksi manusia adalah virus influenza H7N9, yang pertama kali dilaporkan pada tahun 2013. Beberapa jenis virus flu burung lainnya yang dapat menyerang manusia, antara lain H9N2, H7N7, H6N1, H5N6, dan H10N8.
Flu burung menular melalui kontak langsung dengan unggas yang sakit atau lingkungan yang terkontaminasi, seperti:
  • Menyentuh unggas yang telah terinfeksi, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati.
  • Kontak dengan cairan tubuh unggas yang sakit, misalnya ludah. Atau tidak sengaja menghirup percikan cairan tubuh tersebut.
  • Kontak dengan debu dari kotoran unggas sakit yang telah mengering atau menghirupnya.
  • Menyantap daging atau telurnya dengan tidak dimasak sampai benar-benar matang. Makan daging dan telur yang matang tidak akan membuat Anda tertular virus flu burung.
Selain itu, bahaya yang sama juga mengintai apabila kita mengunjungi pasar unggas dengan tingkat kebersihan yang buruk. Penularan dari orang ke orang belum jelas mekanismenya.
Flu burung H5N1 sampai dengan Oktober 2017 telah menjangkiti 860 orang di seluruh dunia dan menyebabkan kematian kepada 454 orang. Di Indonesia sendiri, kasus flu burung pada manusia pertama kali menyebar pada tahun 2005. Sampai dengan Oktober 2017 terdapat 200 laporan kasus flu burung H5N1 di Indonesia, dengan 168 kematian.

Diagnosis Flu Burung

Segera temui dokter jika Anda mengalami gejala-gejala, seperti batuk, demam, dan pegal-pegal. Terlebih jika gejala-gejala tersebut dirasakan setelah kontak dengan unggas. Setelah itu, dokter akan mencocokkan gejala yang dirasakan pasien dengan tanda-tanda klinis pada flu burung.
Jika dokter mencurigai pasien terjangkit flu burung, pemeriksaan lanjutan di laboratorium perlu dilakukan untuk memastikannya. Pemeriksaan ini untuk memeriksa adanya virus pada swab atau usapan hidung atau tenggorokan pasien. Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan adalah foto Rontgen dada. Biasanya jika hasil pemeriksaan laboratorium dan foto Rontgen normal, maka kemungkinan pasien tidak menderita flu burung.

Pengobatan Flu Burung

Pasien yang telah terbukti menderita flu burung biasanya akan dirawat di ruang isolasi di rumah sakit untuk menghindari penularan. Selain dianjurkan untuk minum banyak cairan, mengonsumsi makanan sehat, istirahat, dan minum obat pereda rasa sakit, dokter juga biasanya akan memberikan obat-obatan antivirus agar penyakit tidak berkembang makin parah. Contoh obat-obatan antivirus yang bisa diberikan dalam kasus flu burung adalah oseltamivir dan zanamivir. Oseltamvir adalah obat pilihan utama.
Sebenarnya kedua obat ini diperuntukkan guna mengobati flu biasa dan sangat efektif jika penggunaannya tidak melebihi dua hari setelah gejala muncul. Obat ini bisa diberikan secepatnya setelah pasien dinyatakan positif terjangkit flu burung.
Selain berguna untuk pengobatan, oseltamivir dan zanamivir juga bisa dikonsumsi sebagai obat pencegah flu burung, terutama diberikan kepada para petugas medis yang menangani pasien penyakit ini dan kepada mereka yang aktivitas sehari-harinya berdekatan dengan unggas.
Komplikasi Flu Burung
Salah satu komplikasi yang bisa terjadi pada kasus flu burung adalah pneumonia. Tambahan oksigen dan alat bantu napas atau ventilator akan dibutuhkan pada pasien yang mengalami pneumonia dengan kesulitan bernapas. Selain itu, pemberian obat-obatan antibiotik akan diberikan sampai pneumonia sembuh.

Pencegahan Flu Burung

Ketika flu burung mewabah di Indonesia, pemerintah banyak melakukan upaya penanggulangan. Di antaranya adalah dengan mendistribusikan obat oseltamivir di setiap rumah sakit rujukan untuk flu burung, melakukan pelatihan kepada dokter dan perawat tentang pengobatan flu burung di rumah sakit, dan secara aktif melakukan survey dan mengambil sampel orang-orang yang berisiko tertular flu burung.
Penyebaran virus flu burung memang sulit untuk dicegah. Namun terlepas dari hal itu, kita harus tetap melakukan hal-hal yang dapat memperkecil risiko terjangkit.
Beberapa contoh sederhana adalah dengan selalu menjaga kebersihan tangan, menjaga kebersihan kandang apabila kita memelihara unggas, memastikan untuk mengonsumsi daging atau telur unggas yang telah dimasak dengan baik, dan tidak mengonsumsi unggas liar hasil buruan karena kita tidak tahu penyakit apa saja yang mungkin ada di tubuh mereka.
Belilah daging unggas yang sudah dipotong di swalayan atau pasar tradisional yang kebersihannya terjaga dengan baik. Daging siap masak akan meminimalkan risiko terkena flu burung karena kita tidak perlu repot-repot memotong, mencabuti bulu, atau membersihkan isi perut unggas. Sebisa mungkin hindarilah lapak unggas hidup di pasar yang kurang menerapkan kebersihan dengan baik.
Sampai dengan saat ini belum ada vaksinasi yang spesifik untuk virus flu H5N1. Tetapi Anda dapat melakukan vaksinasi flu tiap tahun untuk menurunkan risiko terjadinya mutasi virus. Jika perlu, sertakan juga vaksinasi pneumokokus untuk mencegah pneumonia, yang merupakan komplikasi dari flu burung.

Komentar