Niantic Labs, Nintendo, dan The Pokemon Company memang baru
merilis Pokemon Go secara terbatas di beberapa negara seperti Amerika,
Australia, dan Selandia Baru. Tetapi viralnya game ini telah mendunia termasuk
di Indonesia. Meskipun peluncuran game Pokemon Go masih terbatas, hal ini tidak
lantas menyurutkan animo masyarakat Indonesia untuk segera mencobanya melalui
beragam cara alternatif di internet. Sebagai salah satu game yang paling
dinantikan di tahun 2016, banyak orang merasa penasaran untuk menjajal
bagaimana sensasinya menangkap monster-monster Pokemon di dunia nyata.
Jujur saja, game Pokemon Go adalah sebuah nostalgia yang
menyenangkan untuk mengobati rasa rindu fans terhadap sosok-sosok pokemon lucu
yang dulu pernah menghiasi masa kecilnya. Mengingat game ini mengangkat aneka
jenis monster Pokemon dari generasi pertama yang sangat familiar dimata
penggemar seperti Pikachu, Bulbasaur, Squirtle, Charmander, Caterpie,
Ninetales, dan masih banyak lagi.
Menurut John Hanke Founder sekaligus CEO Niantic, perbedaan
Pokemon Go dengan game Pokemon keluaran Nintendo terdahulu adalah game ini
dirancang untuk memaksa gamer bergerak, dan banyak melakukan aktivitas outdoor.
Pokemon Go juga mendorong pemainnya untuk berinteraksi dengan orang
disekitarnya dan bekerjasama.
Lalu bagaimana untuk mulai memainkan Pokemon GO? Setelah
selesai instalasi dan membuat avatar kamu akan langsung diajak untuk menangkap
monster pertama menggunakan pokeball lewat sebuah mini
game. Cara menangkap Pokemon sendiri cukup mudah yakni dengan menahan jari
di atas pokeball untuk menentukan kekuatan lemparan, dan
melontarkannya ke arah Pokemon. Jika berhasil, monster lucu tersebut akan
terdaftar ke dalam Pokedex.
Selanjutnya, pemain harus aktif bergerak menjelajahi
lingkungan sekitar demi berburu aneka ragam pokemon lainnya. Melalui opsi Nerby
Pokemon pemain dapat melihat jenis monster apa saja yang ada disekitarnya.
Sedangkan untuk mengumpulkan item penting seperti pokeball, potion,
dan item krusial lainnya pemain harus mengunjungi checkpoint terdekat yang
dikenal dengan istilah pokestop. Setelah terkumpul banyak monster
lucu didalam Pokedex, selanjutnya pemain dapat menjual lewat fitur transfer,
membuatnya lebih kuat dengan fitur level up, atau memanfaatkan
evolusi yakni mengubah menjadi jenis Pokemon baru. Seru ya!
Baca juga tentang: 7
Alasan Programmer adalah Menantu Idaman #codeHeroes
Di bandingkan dengan game pokemon sebelumnya, Pokemon Go
terasa lebih hidup dan nyata untuk dimainkan, setuju? Apa yang membuatnya
demikian? Ya, teknologi augmented reality lah yang membuat
game Pokemon Go dapat terasa sangat seru. Augmented realityadalah
teknologi yang dapat menghasilkan realitas tambahan. Dilakukan dengan cara
menggabungkan obyek maya (2 dimensi/3 dimensi) ke dalam sebuah lingkungan dan
waktu nyata kita saat ini, tidak menutup kemungkinan kita dapat berinteraksi
dengan obyek maya tersebut. Tidak seperti game lain yang bersifat realitas maya
yang sepenuhnya menggantikan kenyataan disekeliling kita dan membuat kita
bermain game hanya dengan duduk manis. Realitas tambahan dari augmented
reality membuat permainan Pokemon Go seperti benar-benar terjadi
dikehidupan nyata. Melalui layar smartphone kita dapat mengatahui bahwa ada
banyak monster pokemon disekitar kita.
GPS Based Tracking adalah jenis augmented
reality yang diterapkan pada game Pokemon Go. Memanfaatkan fitur GPS
dan kompas yang ada didalam smartphone kemudian game akan
memunculkan objek tertentu pada koordinat tertentu secara realtime.
Teknologi augmented reality yang mampu membaca GPS inilah yang
membuat area sekitar kita terpetakan sehingga kita dapat menemukan pokemon lucu
sesuai dengan habitatnya baik itu di sungai, tepi pantai, rumput, dan
sebagainya.
Bocorannya, untuk membuat game ini lebih seru lagi,
pengembang game Pokemon Go kabarnya telah memanfaatkan augmented
reality untuk meletakkan 10 pokemon legendaris di Indonesia yang dapat
diburu oleh penikmat game Pokemon Go dari seluruh dunia. Menurut kabar yang
beredar, kamu dapat memburu Mesprit di Danau Toba, Registeel di Pabrik Krakatau
Steel, Terrakion di Taman Nasional Ujung Kulon, Entei di Gunung Merapi, Pikachu
di PLTU Paiton, atau Giratina si hantu di Makam Jeruk Purut. Jadi, kamu ingin
berburu pokemon yang mana? Semoga beruntung ya!
Sumber : https://blog.gamatechno.com/6253-2/
Komentar
Posting Komentar