Apa itu religiusitas?
Mendengar kata ‘Religius’ pasti kita
akan selalu mengait-kaitkan dengan istilah yang berhubungan dengan keagaamaan. Banyak
istilah-istilah di negara lain untuk menyebutkan istilah religius, seperti religion
(Inggris), religie (Belanda), religio/relegare (Latin), dan Al-Din (Arab), dan
lain sebagainya. Arti kata religius itu sendiri berarti agama, sesuatu yang
mengikat, kebiasaan, pengabdian, melakukan sesuatu peribadatan yang dikerjakan
berulang ulang dan tetap.
Istilah religius (agama) dan
religiusitas memiliki pengertian yang berbeda. Agama lebih mengacu kepada
kewajiban-kawajiban serta aturan yang mengikat yang harus dilakukan insan
manusia untuk terhindar dari dosa dan
siksa sehingga dapat masuk surga. Sedangkan religiusitas adalah tingkat atau
seberapa jauh kita sebagai insan manusia untuk memiliki kesadaran dan
pengabdian untuk melakukan kegiatan peribadatan sebagai insan beragama.
Apa itu perilaku sosial?
Perilaku sosial adalah perilaku dan
tindakan yang kita lakukan untuk orang lain. Perilaku sosial juga merupakan fungsi
seorang manusia di masyarakat dan hubungan saling ketergantungan antar setiap
umat manusia untuk menjamin dan menjaga keberadaan manusia.
Jadi apakah hubungan religiusitas dengan perilaku sosial ?
Seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya, saya dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan
religiusitas dengan perilaku sosial memiliki keterkaitan yang erat, terutama
ketika Bulan Suci Ramadhan saat ini. Di Bulan Ramadhan ini, banyak orang
berbondong-bondong untuk melakukan solat isya dan tarawih berjamaah di masjid,
banyak orang yang berlomba-lomba untuk beramal kepada orang lain, banyak orang
yang menghabiskan waktu untuk mendekatkan diri kepada Maha Kuasa dan mencari
pahala sebanyak-banyaknya. Contoh diatas merupakan perilaku dan tindakan religiusitas
manusia.
Akan tetapi, tidak banyak juga
orang-orang yang malah melakukan hal yang sebaliknya, melupakan ibadahnya, banyak
tindak pencurian dan kriminalitas lainnya, banyak orang yang tidak memperdulikan
dan menghormati seseorang yang sedang melakukan ibadah puasa dan lain
sebagainya, disinilah diperlukan perilaku sosial.
Perilaku sosial yang dapat kita
lakukan dapat dengan mengingatkan seseorang untuk memperbanyak ibadah di bulan
suci ini, akan tetapi tidak boleh dengan paksaan. Selain itu dapat juga dengan
memberikan dakwah kepada seseorang sekecil apapun, memberi contoh yang baik
kepada orang lain, tetapi tindakan tersebut dilakukan semata-mata karena ikhlas
ingin mendapat pahala dari yang Maha Kuasa dan mengajak orang lain berbuat
kebaikan bukan karena ingin dipuji oleh orang lain.
Jadi, kesimpulannya, apabila seseorang memiliki sikap religiusitas, tentunya insan manusia tersebut sadar dan ingin melakukan perilaku sosial kepada orang lain dengan memberi contoh atau berdakwah sekecil apapun sehingga dapat meningkatkan religiusitas orang lain dan kita sendiri pun juga akan mendapat pahala dari yang Maha Kuasa
Komentar
Posting Komentar