Publisher dan Developer Game


Pada kotak cover sebuah CD permainan baisanya terdapat logo perusahaan. Logo-logo perusahaan tersebut bisa jadi merupakan logo pengembang dari game itu, yang sering disebut dengan developer atau logo dari penerbit game tersebut, seringnya disebut publisher. Apa itu developer game? Apa bedanya dengan publisher game?
Sebuah game yang diciptakan biasanya melalui kerjasama dua perusahaan terpisah yang disebut Developer (pengembang) dan Publisher (penerbit). Developer adalah pihak yang menciptakan sebuah game Publisher mempromosikan dan memperdagangkan game tersebut, juga menyediakan costumer service atau pelayanan bagi para gamer.
Seringkali, publisher dibutuhkan untuk memanufaktur dan mendistribusikan game yang dikembangkan oleh studio game yang independen atau yang hanya berfokus untuk membuat game. Tanpa publisher, banyak game studio sulit untuk merilis gamenya. Seperti layaknya seorang penulis buku, mereka belum tentu mencetak sendiri bukunya ribuan eksemplar, memasarkan sendiri dan mendistribusikan sendiri. Namun tentunya penulis membutuhkan penerbit buku untuk melakukan semuanya itu.
Developer sendiri terdiri dari 4 macam, apa saja ya? Mari kita bahas satu per satu.
  • First Party Developer
Developer dalam kategori ini berada dalam perusahaan Publisher, sehingga baik pengembangan maupun pemasaran dilakukan sepenuhnya oleh perusahaan atau studio yang sama. Jadi bisa dibilang pengembang merangkap penerbit, namun dalam skala yang besar. Kelebihan dari model developer ini, setiap game yang dibuat pasti akan terdistribusi dan terpasarkan dengan baik karena masih satu perusahaan namun beda divisi. Hanya saja biasanya skala perusahaan semacam ini harus benar-benar besar dan bonafid.
Contohnya: Mario Bros dan The Legend of Zelda diciptakan oleh Nintendo, dipublikasikan oleh Nintendo, dan dengan begitu hanya akan muncul di konsol Nintendo. Kita akan sulit memainkan kedua game tersebut pada perangkat lain, kecuali menggunakan emulator.
  • Second Party Developer
Developer jenis ini terpisah dari Publisher, namun mereka telah menandatangani kontrak untuk hanya memproduksi untuk salah satu Publisher, yang biasanya juga memegang sebuah konsol atau platform tertentu. Keunggulan dari pengembang jenis ini yaitu adanya kepastian rilis dan distribusi oleh sebuah publisher untuk berbagai game yang akan dibuat, namun jelas, kalau mau berpindah publisher tidaklah mudah dan harus melalui proses yang panjang.
Contohnya: Naughty Dog yang memproduksi Crash Bandicoot dan The Last of Us telah menandatangani kontrak dengan pihak Sony, maka kita tidak akan menemukan Crash Bandicoot maupun The Last of Us (setidaknya untuk awal perilisan) di PC, Xbox 360 maupun konsol Nintendo. Suatu saat Naughty Dog menandatangani kontrak dengan pihak lain, maka semua game dari Naughty Dog yang akan datang juga harus diterbitkan pada platform di mana publishernya berada.
  • Third Party Developer
Kebanyakan developer memiliki bentuk ini. Mereka membuat kontrak dengan Publisher per satu game dan biasanya bebas di-publish dalam berbagai platform. Dengan bentuk ini, developer bebas untuk menaruh game pada banyak platform. Karena kebebasan itulah yang menjadi incaran dari para developer jenis ini, hal tersebut menjadikan gamenya tidak eksklusif untuk salah satu platform.
Contohnya: Warthog membuat game Harry Potter untuk beragam konsol, untuk judul ini Warthog berkolaberasi dengan Electronic Arts yang terkenal handal dalam mendistribusikan game ke berbagai platform/konsol yang ada.
  • Independent Game Developer
Independent Game Developer adalah studio game yang relatif masih kecil dan tidak dimiliki oleh publisher tertentu. Biasanya pemasaran dilakukan sendiri dengan menggunakan media sosial maupun viral marketing. Namun tidak menutup kemungkinan untuk bekerjasama dengan salah satu publisher untuk menerbitkan gamenya. Kekuatan utama dari developer jenis ini adalah kebebasan dalam berkarya dan berekspresi, sayangnya kadangkala ada ketidakpastian dalam perilisan atau pemasarannya, karena bisa jadi sang developer belum menemukan publisher yang cocok untuk game terbarunya atau belum bisa memasarkannya.
Contoh: banyak sekali developer game di Indonesia masih menganut sistem ini. Jadi setiap game yang telah jadi kemudian berusaha dipasarkan dengan model dan cara yang berbeda-beda. Journey The Game juga termasuk salah satu hasil pengembang game indie.

Komentar